Tepat di hari ulang tahunku yang ke 13 tahun, kami sekeluarga pergi ke sebuah Mall yang dekat dengan rumah. Ayah mengajak kami makan malam di restoran Popeye's. Bagiku ini sudah sangat istimewa. Kue yang dihiasi coklat dan 13 lilin ini menambah kecerianku. Apalagi saat Ibu dan kakak membawa hadiah yang dihiasi pita besar berwarna pink. Kesabaranku tidak bisa dituang dengan kata - kata, ingin sekali aku membuka kotak yand dihiasi pita besar itu.
"Selamat ulang tahun Gita, semoga kamu panjang umur, hormat sama ayah dan ibu dan semakin rajin belajar."
Sambil menyerahkan kado berpita besar itu ibu mengambil fotoku dengan kakak yang sedang tersenyum bahagia.
Aku pun langsung membuka kado besar itu.
"Wah! terima kasih ayah, ibu, kakak! aku senang sekali!"
Dengan girangnya aku mengeluarkan gaun pesta berwarna biru itu. Warna yang cerah dan memiliki pita di belakang ini memang sudah inceranku sebulan yang lalu. Tidak pandang malu aku pun memamerkannya sambil bergaya putri Cinderela.
"Aku benar-benar senang! terima kasih banyak ayah, ibu, kakak!
Aku pun langsung memeluk mereka dengan dekapan yang erat.
"Ayah masih punya satu hadiah yang pasti kamu suka."
Dengan penasaran aku menebak-nebak hadiah apalagi yang akan diberi ayah. Tiba-tiba ayah pergi keluar restoran dan kembali dengan membawa sebuah kotak yang ditutupi kain warna putih polos.
"Tutup matamu dan buka pelan-pelan saat ayah bilang kamu boleh , ok?"
Aku pun memejamkan mataku dengan cepat-cepat, tidak sabar melihat isi kotak tersebut.
"Ok, kamu buka pelan-pelan ya."
Dengan pelan-pelan aku membuka mataku dan akhirnya, mataku terbuka lebar saat melihat 3 hamster yang sedang bermain.
"Lucunya!"
"Kamu senang hamster kan?"
"Senang ayah! aku suka sekali hamster"
"Di rawat baik-baik ya Gita."
"Tentu ayah!"
Dengan senangnya aku mengeluarkan satu hamster dan mengelusnya. Sangat halus. Hamster berwarna putih ini kuberi nama Snowy, dan 2 hamster yang coklat belang putih aku beri nama Sydney dan Brown. Snowy hamster betina yang lucu, Sydney dan Brown pejantan yang aktif bermain. Aku sangat senang sekali.
Kembali ke rumah, aku pun langsung meletakkan kandang hamster di samping akuarium taman luar rumah. Mereka sangat aktif di malam hari. Aku tidak sabar bermain dengan mereka setelah pulang sekolah. Dengan lelahnya aku pun langsung terlelap tidur dengan perasaan yang senang.
Dengan tergesa-gesa aku meletakkan tas sekolah dan langsung melihat kondisi Snowy, Sydney dan Brown. Snowy yang sedang terlelap tidur semakin lucu dan Sydney yang sedang bermain di putaran kincirnya pun terlihat semangat. Hanya Brown yang sedang menyendiri sambil memasukkan makanan ke kantung pipinya. Brown jadi terlihat gemuk karena pipinya sudah penuh dengan makanan.
"Gimana Gita, kamu senang?"
"Senang bu!"
Ibu membawa makanan kecil dan sirup segar sambil duduk di sampingku.
"Aku ingin selamanya menjadi teman mereka bu."
"Pasti dong, kamu kan sudah menjadi ibu bagi mereka."
"Ibu ?"
"Iya, bagi mereka kamu sudah menjadi orang tua, karena kamu sudah merawat mereka."
"Jadi, aku sudah menjadi ibu bagi mereka? wah Asik !"
"Tapi ingat! kamu harus selalu sayang dan perhatian, seperti mencuci kandang, memberi makan dan minum."
"Bermain juga kan bu ?"
"Tentu sayang. Sudah sekarang kamu ganti baju dan tidur siang."
"Baik bu."
Aku langsung masuk ke kamar dan mengganti seragam. Tidak sabar untuk bermain dengan Hamster kecilku.
Tiga bulan aku merawat Snowy, Sydney, dan Brown. Mereka sudah menjadi hamster yang dewasa. Snowy siap dikawinkan. Rencananya aku ingin Snowy dikawinkan dengan Sydney.
"Hmmm...Snowy perut kamu kenapa?" dengan herannya aku melihat perut Snowy yang membesar.
"Ayah, perut Snowy kok jadi besar?"
"Loh, kok bisa ?"
"Gita tidak tahu yah."
"Hmm....harus dibawa ke dokter hewan."
Ibu pun langsung melihat kondisi.
"Snowy lagi hamil Gita."
"Hah! Hamil bu ?"
"Iya, dia jadi agresif kan?"
"Iya sih bu...terus bagaimana dong?"
"Snowy harus dipisah, pindahkan saja Sydney dan Brown ke kandang yang satu lagi."
"Aku ambil Sydney dulu bu."
"Hati-hati tehadap Snowy, karena biasanya hamster yang hamil akan cepat mengigit."
"Iya bu."
Aku pun dengan hati-hati memindahkan Sydney dan selanjutnya Brown. Snowy benar-benar akan menjadi seorang ibu.
Tiga minggu kemudian Snowy melahirkan 5 anak hamster yang masih berwarna merah. Aku merasa geli melihatnya. Menyeramkan.
"Wah, kita tambah repot lagi nih."
"Ayah, Snowy kan sudah berjuang keras, jangan ngomong begitu dong."
"Maaf ya..kamu mau apakan kelima hamster itu?"
"Mungkin aku jual ke teman-teman yah."
"Bagus, bisnis yang kreatif."
Kata ibu, hamster yang baru melahirkan tidak boleh dibersihkan kandangnya. Pasti Snowy akan panik dan membunuh anak-anaknya karena bau areanya telah hilang. Keesokkannya aku melihat keadaan Snowy. Dia sedang makan dan bayinya sedang tidur terlelap.
"Ibu!"
"Kenapa Gita?"
"Lihat bu! bayi hamsternya tinggal tiga!"
"Wahh...Snowy benar-benar sedang panik tadi malam."
"Memangnya kalau panik kenapa bu?"
"Pasti akan dibunuh Gita."
"Loh kok dibunuh tapi tidak ada bangkainya?"
"Hamster kan bisa menjadi kanibal juga Gita."
"Hiii...Serem!"
"Oleh karena itu kita harus hati-hati.
"Iya bu, jangan sampai di makan lagi."
Dengan perasaan sedih dan kecewa aku kembali ke kamar dengan meyesali kematian 2 bayi hamster Snowy.
Tiga minggu kemudian bayi hamster Snowy sudah bisa melihat dan aktif bermain. Tapi, mereka bertiga masih membutuhkan susu dari Snowy. Dengan senangnya aku bermain dengan mereka bertiga.
Tiba-tiba ayah berteriak.
"Sydney!"
"Cepat ambil ayah!"
"Sini Sydney sayang!"
"Kenapa ayah?"
Ayah dan ibu sedang mengejar Sydney yang berkeliaran di taman. Kakak pun ikut membantu.
"Ayah dari sisi kiri, kakak kamu ke sebelah kanan biar ibu yang bagian belakang."
Kepankikkan melanda hanya keluarnya Sydney. Sebuah bayangan burung tiba-tiba datang dari atas dan menangkap Sydney.
Aku berteriak dan melempari burung elang itu dengan batu. Tapi, elang itu lolos dan membawa Sydney pergi.
Sejak peristiwa itu aku semakin khawatir dengan hamster yang lain. Peristiwa itu membuatku sedih. Kehilangan Sydney seperti kehilangan anak sendiri. Sydney tidak akan pernah kembali lagi. Akhirnya ayah membuat tenda untuk menutupi sebagian taman. Takut peristiwa itu terulang lagi.
Tapi, kesedihanku datang kembali. Brown hamster yang sangat aktif ini kabur 2 minggu dan tidak terlihat lagi. Ayah bilang Brown pasti kabur lewat celah-celah kandang yang digigit dan kabur lewat selokan air. Aku sangat terpuruk dan semakin khawatir dengan Snowy dan anak-anaknya.
"Sabar ya nak."
"Iya bu...Gita tdiak apa-apa kok."
"Masih ada Snowy dan ketiga anaknya kan?"
"Iya bu."
Tapi, kesedihanku tidak berhenti. Ayah menemukan bangkai Snowy yang telah kurus kaku terjepit celah-celah kandang. Seperti berusaha untuk keluar tapi, dia malah terjepit dan kehabisan nafas. Aku mengubur Snowy di samping taman bunga kecil ibu. Dengan hiasan bunga dan air mata yang mengalir aku mendoakan Snowy dan Sydney tidur dengan damai. Dan Brown, aku harap dia baik-baik saja.
Ketiga anak Snowy masih membutuhkan susu. Jadi, aku membeli susu tawar buat mereka. Mereka tumbuh dengan tidak baik. Hamster yang pertama sangat gendut, hamster yang kedua berukuran sedang, dan yang terakhir sangat kecil dan kurus. Aku menamai mereka Big, Medi, dan Smallie.
Selama satu bulan mereka tinggal di kandang tetapi, nasib mereka sama seperti Brown. Pertama Smallie kabur lewat celah-celah karena dia berbadan kecil, jadi dapat lolos dengan mudah. Kedua Big, kabur saat membersihkan kandang dan terakhir Medi kabur di tengah malam. Tidak tahu bagaimana caranya. Tapi itu semua membuatku sedih.
Aku pun tidak ingin memelihara hamster lagi. Aku bertekad tidak tertarik memelihara hewan kecil.
By : LENI MARMEN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar